Rabu, 07 Desember 2011

Menjadi lebih Sabar


Mesti diingat hal yang sering orang2 tua kita dan orang2 bijak selalu ucapkan adalah

"SABAR"

Dalam bahasa agama Islam bahkan diserukan dalam suatu ayat dikitab Suci, untuk selalu menjadikan SABAR sebagai wasilah (perantara/ Jalan) meminta pertolongan pada Allah swt.

Pelajaran sabar yang terjadi 2 dua hari belakangan benar menjadikan catatan tersendiri.
dimulai dengan putra tercinta yang tiba2 kondisinya kaku sekujur tubuhnya saat suhu badannya yang sangat tinggi.

Jadilah tetanggapun terepoti dengan kejadian ini. but so far its good.
semacam pukulan kecil bahwa merasa sehebat apapun diri ini dan sebesar apapun usaha kita untuk tidak tergantung dengan orang lain, kenyataannya dalam kondisi tertentu kita adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan dari orang disekeliling kita.

back to main.

lalu lanjutlah perjalanan ke RS dekat rumah.
Anak yang sakit adalah salah satu ujian yang sesungguhnya bagi orang tua.

as suami mesti pas dan tepat dalam mengambil keputusan atas segala tindakan medis yang akan dilakukan terhadap anak kita.

kadang kala rasionalitas pun dikesampingkan, meskipun setinggi apapun pendidikan yang sudah kita kenyam, but dalam suatu kondisi hal itu tidak berlaku, let see below case

saat suatu malam infus terlepas karena anak2 qodratnya memang ga betahan dan memukul2kan tangan yang dipasangi jarum infus sehingainfus lepas.

Lalu akan dipasang kembali jarum infus itu ke tubuh anak kita yang masih belum genap 2 tahun (infant menurut meskapai penerbangan, sehingga belum dikenai charge tiket) dan petugas medis itu gagal selama 3 kali dalam melakukan pemasangan jarum infus tsb. disitu ujiannya akan keliatan.

lanjut ke 4, 5 ,6 dengan resiko kekagalan dan derita yang akan dialami anak kita atau
pilih STOP no infusdengan resiko si anak tidak akan mendapat asupan anti botik dengan alasan anti biotik yang akan diberikan sang suster adalah jenis yang harus di berikan bersama dengan infus menurut resep dari dokternya.

sebagai Ayah aku pilih untuk menyelamatkan jiwa anakku dari trauma yang akan terus menghantuinya dengan kegagalan jarum infus itu.

yang perlu diingat adalah meskipun tidak rasional, dengan dalih sayang anak tetap diperhatikan kita minimalisir resiko terhadap apa yang kita telah ambil.

1. Berpikir positif dan jangan dicampur dengan keraguan apa yang telah kita lakukan
2. Berdoa, dan tawakkal pada Allah bahwa yang kita lakukan adalah bentuk sayang kita terhap amanah yang dititipkan pada kita.
3. Analisa kembali apa yang sudah kita lakukan dan lakukan hal hal yang perlu sebagai follow up atas apa yang suda kita putuskan

Semoga Dia yang maha kuasa selalu membimbing kita untuk menjadi insan yang sabar dan tepat dalam segala keputusan terhadap orang orang yang kita kasihi Amin....................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar